Nasib Orang Itu Beda
Wednesday, February 4, 2009
.....................................................................................................................................................................
Mungkin kita pernah bertanya ”Mengapa nasib seseorang berbeda-beda”. Nasib orang memang berbeda-beda. Justru dengan perbedaan itu seharusnya kita banyak bersyukur. Dengan perbedaan dunia semakin berwarna. JANGAN pernah sesali karena kita berbeda nasib. Sebaliknya, jadikan perbedaan nasib itu sebagai semangat untuk mencapai kemaslahatan bersama. Semula saya pernah protes pada keadaan, pada nasib manusia yang berbeda, pada nasib kita yang berbeda.

Setelah menyadari adanya perbedaan nasib pada masing-masing orang, maka tidaklah mengherankan apabila keadaan hidup kita tidak ada yang mutlak sama. Ada yang lahir di keluarga yang kaya, miskin, ada yang lahir dalam keluarga yang pemarah dan ada yang lahir dalam keadaan negara yang kacau balau dan penuh dengan kebencian diantara orang-orang sekitarnya.

April 2008 lalu sewaktu saya ditugaskan ke Surabaya untuk satu pertemuan, disitu saya berhadapan dengan orang-orang dengan berbagai profesi. Ada yang dari ESQ Center, ada yang dari Intelejen Kepolisian dll. Saat itu banyak diantara peserta yang mengira saya adalah ”Psikolog dari Mabes Polri” saya hanya bisa tertawa saja. Di akhir acara ditutup dengan ramah tamah bersama anak yatim piatu dari salah satu panti asuhan. Dari pertemuan itulah saya belajar kearifan dan menyadarkan saya pribadi, bahwa nasib manusia harus berbeda. Jadi jangan pernah disesali apalagi ditangisi.

Kemudian saya merenung dan berfikir bahwa nasib manusia itu seperti sepasang kaki yang berjalan. Keduanya tidak akan pernah dipertemukan dalam satu derap irama langkah. Tetapi harus melangkah bergantian kaki kiri, kemudian kaki kanan, begitu seterusnya…

Meski nasib manusia yang digambarkan kaki kiri dan kaki kanan tidak akan pernah berjalan bersamaan, sepasang kaki itu adalah gambaran (nasib manusia yang berbeda), tetapi membawa satu beban yaitu tubuh manusia mencapai satu tujuan bersama. Jika saja manusia bisa dan mau bersyukur, betapa luas dan dalam maknanya.

Demikian juga dalam dunia percintaan, dua nasib manusia seringkali dipertemukan dan tak jarang menghasilkan pertentangan. Dia orang kaya, aku orang miskin… kita berbeda nasib. Tidak mungkinlah kita berjodoh. Perjodohan akhirnya ditentukan pihak lain yaitu orang tua, dan nasib yang berbeda mengharuskan kita berpisah di persimpangan jalan. Padahal, kalau saja para orang tua paham makna perbedaan, tidak seharusnya mengandaskan percintaan anak-anak mereka. Biarkan mereka menentukan sendiri pilihannya, meski berbeda nasib namun tujuan kedua kaki melangkah secara bergantian itu hanya satu yaitu kebahagiaan

Jika kita mencoba sedikit terbang lebih tinggi dan zoom out terhadap apa yang kita rasakan, dalam dunia pekerjaan contohnya nasib harus berbeda. Dia pemilik perusahaan, CEO perusahaan, atau manajer yang kaya dan berpengaruh. Sedangkan aku cuma karyawan biasa, bahkan bisa jadi buruh serabutan. Jika di selami masing-masing posisi itu. Atasan menghargai bawahan, bawahan menghormati atasan. Meski berbeda nasib, tetapi mereka bisa melangkah bersama untuk satu tujuan.

Demikian halnya dengan diri saya sendiri. Saya bukanlah seorang superwomen, bahkan mungkin sebaliknya saya hanyalah wanita yang punya banyak kekurangan. Suatu hari saya pernah curhat pada seorang teman dekat tentang kehidupan saya, dia marah sambil berkata ”kamu itu harus bersyukur punya keluarga yang mencintai kamu, selain cantik kamu juga punya kecerdasan diatas rata-rata, jangan sampai Tuhan marah”. Disinilah saya berusaha untuk menerima setiap apa yang telah diberikan Tuhan dan berusaha untuk mensyukurinya dan terus meng-edukasi diri saya bahwa setiap orang punya nasib yang berbeda.

......................


posted by Embun Pagi @ 8:09 PM

13 Comments:

  • At February 04, 2009 8:31 PM , Anonymous Anonymous said...

    Subhanallah...sidik jari tiap orang berbeda. Bagaimanakah menciptakan 6 milyar bentuk yang berbeda dalam media sekecil jempol?

    Allah Maha pengatur...
    Pernah setiap liat film, kita kemudian suka bergaya mencontohnya, ternyata malah 'wagu'.

    Jadi baiknya, syukuri saja setiap keadaan dan "Be your self".

    sip lho..nasehatnya.. (manggut2)

     
  • At February 04, 2009 8:35 PM , Anonymous Anonymous said...

    Subhanallah...sidik jari tiap orang berbeda. Bagaimanakah menciptakan 6 milyar bentuk yang berbeda dalam media sekecil jempol?
    Allah Maha pengatur...

    Pernah setiap liat film heroik, kita kemudian suka bergaya mencontohnya, ternyata malah gak pas dan 'wagu'.

    Jadi baiknya, syukuri saja setiap keadaan dan "Be your self".

    sip lho..nasehatnya.. (manggut2)

     
  • At February 04, 2009 8:57 PM , Anonymous Anonymous said...

    Percaya bahwa nasib manusia telah ditentukan sejak awal kelahiran.
    Tuhan memberikan akal budi dan kebebasan untuk memilih serta menentukan nasibnya sendiri dan bukan ditentukan oleh sebuah ramalan nasib. Nasib baik dan nasib buruk semua berasal dari diri sendiri.

     
  • At February 04, 2009 10:02 PM , Blogger Miss G said...

    Seandainya masing2 kita mampu untuk menerima diri sendiri apa adanya, mungkin lebih mudah bagi kita untuk menerima banyak hal dalam hidup ini.

     
  • At February 04, 2009 11:15 PM , Anonymous Anonymous said...

    ”kamu itu harus bersyukur punya keluarga yang mencintai kamu, selain cantik kamu juga punya kecerdasan diatas rata-rata, jangan sampai Tuhan marah”.

    Yang lbh tdk beruntung saja banyak yang bersyukur .. apakah kita msh merasa tdk beruntung karena hanya satu hal yg blm teraih.. Moga tidak begitu ya..

    Pembelajaran yang baik... teruskan ya tyas..

     
  • At February 05, 2009 6:16 AM , Anonymous Anonymous said...

    Mengutip kalimat ini "Bahwa nasib manusia itu seperti sepasang kaki yang berjalan. Keduanya tidak akan pernah dipertemukan dalam satu derap irama langkah. Tetapi harus melangkah bergantian kaki kiri, kemudian kaki kanan, begitu seterusnya…"


    Hidup dan nasib merupakan misteri yang harus dijalani dengan keikhlasan.Kesadaran dan keikhlasan menguatkan keyakinan bahwa manusia tunduk pada satu kekuatan yang lebih hakiki, yaitu kekuatan Sang Pencipta.

    Betapa indahnya hidup ini bila setiap manusia bisa berjalan bergantian seiring langkah kaki.

    Good article Tyas.. sukses ya

     
  • At February 05, 2009 6:36 PM , Blogger reni said...

    Dibutuhkan jiwa yg besar utk bisa menerima nasib dengan ikhlas dan penuh rasa syukur.
    Artikel yg bagus mbak....

     
  • At February 05, 2009 8:25 PM , Anonymous Anonymous said...

    For all terimakasih berkenan memberikan komentar di blog ini, memang benar Allah SWT Maha Pengatur atas langit, bumi dan segala ciptaan-Nya. Semua itu kembali pada diri kita, bagaimana penerimaan diri atas nasib yang digariskan oleh-Nya. Dengan keikhlasan, kerendahan hati serta jiwa besar kita bisa mensyukuri apa yang telah Allah berikan.

     
  • At February 06, 2009 9:57 AM , Anonymous Anonymous said...

    aku percaya bahwa andai kita mampu melihat hal2 baik yg terjadi pada diri kita, maka kebaikan yg patut kita syukuri itu sungguh tidak berhingga, dan pastinya jauh lebih besar dibanding hal2 yg tidak berkenan utk kita. Kadang kita tidak mengerti bahwa YME menghendaki jalanNya, bukan jalan kita. Kadang kita diberi apa yang kita inginkan, dan kadang kita diberi apa yang tidak kita inginkan. Tapi percayalah semua itu adalah utk kebaikan kita. Bersyukur yuk mbak Embun.

     
  • At February 06, 2009 10:04 AM , Blogger Abu Hasna said...

    Ya, itu semua adalah ujian. Apapun bentuknya, kaya dan miskin, sehat dan sakit, pejabat atau rakyat biasa, dlsb, adalah merupakan ujian. Untuk apa? Untuk menguji siapakah diantara kita siapakah yg paling baik amalnya.

    Yg dimiskin di uji dengan kemiskinannya. Yg kaya diuji dengan kekayaannya, dan begitu seterusnya.

    'Ulama katakan, kasih sayang Allah tidak ada kaitannya dengan perkara2 yg bersifat kedunuiaan. Namun bila Allah sayang terhadap seorang hamba, maka Allah akan pahamkan dia terhadap perkara agama.

    Wallahu a'lam.

     
  • At February 06, 2009 7:45 PM , Anonymous Anonymous said...

    Allah sudah memberikan jalanNya sendiri-sendiri
    Yakin akan sesuatu jalanNya InsyaAllah akan selalu membawa kebaikan...
    Percaya Allah selalu baik, sayang pada setiap hambaNya...
    nyambung ga?
    ...:)

     
  • At February 06, 2009 8:56 PM , Anonymous Anonymous said...

    itulah mbak..kadang2..bahkan seringkali manusia itu lupa untuk bersyukur..
    kita2 ini lebih fokus pada kekurangan kita.
    dan lupa utk bersyukur..

    thanks ya mbak..untuk pencerahannya..

     
  • At February 06, 2009 9:22 PM , Anonymous Anonymous said...

    @Mas Prihandoko, benar mas.. apa yang telah diberikan Tuhan pada kita pasti ada rahasia yang kita tidak pernah tau. bersyukur memang jalan terbaik.. terimakasih lho..

    @Atenk, Jika Allah SWT mencintai hambanya.. maka akan diberi ujian.

    @Rien, iya Rien.. semoga kebaikan Allah tercurah untuk kita semua.. amin.. thanks ya..

    @ Mas Budiawan, bener mas... manusia tempatnya lupa, mari saling mengingatkan untuk bersyukur.

     

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home

 
My Photo
Name:
Location: Jakarta, Indonesia
Previous Posts