Menjadi Pendengar Yang Baik
Friday, January 30, 2009
................
.................................................................................................................
Meski kita telah dianugerahi indera pendengaran yang prima oleh Yang Maha Kuasa, namun tidak semua orang tahu bagaimana menjadi "pendengar" yang baik. Kurang konsentrasi dan sibuk sendiri biasanya menjadi penyebab mengapa kegiatan mendengar sering dilakukan dengan sambil lalu. Akibatnya, selain bisa terjadi kesalahpahaman karena kita kurang menyimak isi pembicaraan, juga akan terkesan kurang menghargai lawan bicara. Sebenarnya tidak terlalu sulit menunjukkan bahwa kita menghargai dan respek terhadap lawan bicara, caranya tentu saja dengan mendengarkan.

Betapa sibuknya hidup ini, betapa banyaknya urusan yang harus diselesaikan dan berlomba-lomba minta perhatian. Salah satu cara untuk menciptakan ketenangan di tengah banyaknya masalah adalah dengan menarik nafas panjang dan berusaha rileks. Menarik nafas bisa meningkatkan kadar oksigen di otak sehingga kita bisa mendengar apa yang sedang diucapkan lawan bicara dengan jelas.

Seringkali ketika kita mendengarkan curhat teman atau uraian yang disampaikan dalam rapat, mata dan pikiran kita pun kadang berkelana entah kemana. Tak heran bila apa yang disampaikan hanya sebagian saja yang "nyangkut" dalam ingatan. Sedapat mungkin kita pusatkan perhatian pada lawan bicara sebagai salah satu bentuk komunikasi non verbal. Karena kita bukan cuma akan mendengar apa yang dikatakan, tapi juga memahami maksud yang disampaikan.

Ketika orang lain mengatakan sesuatu yang menarik perhatian, terlebih mengkritik, Kita spontan akan menginterupsi. Kita harus bisa menahan keinginan ini dan biarkan lawan bicara menuntaskan ucapannya. Siapa tahu, kita justru bisa memahami maksudnya. Terutama mengapa ia mengkritik, setelah kita memberinya kesempatan melontarkan isi hatinya sampai tuntas, karena diem itu emas

Hendaknya jangan terburu-buru menyimpulkan maksud lawan bicara, karena hal ini bisa menyesatkan. Sebelum menyimpulkan apa yang kita dengar, ada baiknya kita pikirkan sejenak apakah yang kita tangkap sama dengan maksud lawan bicara. Karena terkadang sesuatu yang kita pahami hanya berdasarkan pada asumsi yang sifatnya subyektif. Kembangkan sisi empati kita agar tidak tercebur pada kesalahpahaman.

Pendengar yang baik akan memberikan feedback atau komentar pada saat yang tepat. Hindari memberi feedback yang sifatnya menghakimi, terutama bila topik yang kita dengarkan adalah hal yang sifatnya pribadi dan emosional. Bila ingin komentar, komentarlah yang netral seperti, "ya saya mengerti". Komentar semacam ini memberi kesan bahwa kita mendengarkan dan membuat lawan bicara lebih yakin untuk melanjutkan.
Jadilah pendengar yang proaktif. Jangan cuma menunggu orang lain datang dan mencurahkan perasaannya. Tunjukkan perhatian dengan menanyakan kabar terbaru dari teman, rekan kerja, atau kakak-adik kita. Dengan bersikap proaktif, nilai kita sebagai sahabat yang baik akan bertambah.
...
posted by Embun Pagi @ 10:35 PM

43 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home

 
My Photo
Name:
Location: Jakarta, Indonesia
Previous Posts