LILIN PENEBAR CAHAYA
Wednesday, January 14, 2009
"Better to light a candle than to curse the darkness". Yang artinya kurang lebih adalah Lebih baik menyalakan lilin daripada menyumpahi kegelapan. Ungkapan bijak dari China ini adalah metafor spiritual sekaligus kearifan dalam dunia materi.
Lilin juga merupakan refleksi seni dan perilaku. Berbagai upacara ritual, karnaval, festival, dan kegiatan menggunakan lilin yang dinyalakan sebagai simbol harapan.
Lilin dalam bahasa Inggris, candle berasal dari bahasa Latin candere artinya menerangi. Lilin merupakan salah satu sumber cahaya. Di dunia materi, cahaya adalah penerang kegelapan. Menurut Erica Sudarsono pakar spiritualitas, konon lilin dapat juga menjadi sarana penyembuhan, (Candle healing) pemahaman "sakit" tidak sederhana. Kadang penyakit yang sudah sembuh secara medis, berulang kambuh karena seseorang tak menyadari tumpukan trauma di bawah sadar. Candle healing merupakan sarana penyembuhan menuju keseimbangan fisik, pikiran, dan jiwa yang dimulai dengan pelepasan trauma.
Untuk itu, pertama-tama seseorang harus dapat memaafkan, mengikhlaskan, atau letting go peristiwa yang menyakitkan dalam hidupnya. Namun, hal itu tak selesai dengan ucapan, "Saya sudah memaafkan". Prosesnya panjang, berlangsung di dalam diri yang harus digali melalui berbagai pembelajaran seiring perjalanan waktu.
Ketika seseorang menyadari bahwa hidup hendaklah belajar seperti lilin, yang selalu menebarkan cahaya, meski tidak seberapa namun cahaya lilin namun cukup menerangi yang gelap. Dan pada akhirnya mati karena habis terbakar, setidaknya lilin tersebut telah mengorbankan dirinya demi memberi terang dalam kehidupan.Tetapi itulah wujud ikhlas. Oleh karena itu Harus dilatih dan terus berlatih.
Dengan memaafkan orang lain, berarti kita memaafkan diri sendiri. Membutuhkan kesadaran penuh ketika seseorang menjalani hidup. Tetapi, justru itu yang tersulit karena kesadaran tak bisa dideskripsikan, apalagi di ceramahkan. Pembelajarannya berlangsung sepanjang hidup. Hanya orang yang mengalami dapat menengarai sampai tahap di mana ia dapat mencapainya, dan itu tercermin dari perilaku hidup sehari-hari.
Seluruh pembelajaran bersifat sangat personal. Nilai hidup yang didapat dari pengasahan, pengasuhan dan pengasihan. Asah, asih serta asuh ini suatu proses yang berlangsung terus-menerus .
Seseorang harus membersihkan diri, yang mencakup kepasrahan total kepada Yang Memberi Hidup. Pasrah bukan menyerah. Pasrah adalah tindakan aktif, ada ketekunan ada ketangguhan. Titik akhirnya adalah penyerahan total serta kepasrahan dan keikhlasan. Pada saat itulah tubuh kita sendiri bisa menyembuhkan. Karena pada akhirnya orang harus menemukan sendiri.
Kata pepatah, ada dua cara menebar cahaya: menjadi lilin atau cermin.
posted by Embun Pagi @ 8:22 PM
5 Comments:
At January 14, 2009 8:38 PM , Anonymous said...
"Untuk itu, pertama-tama seseorang harus dapat memaafkan, mengikhlaskan, atau letting go peristiwa yang menyakitkan dalam hidupnya."
"Titik akhirnya adalah penyerahan total serta kepasrahan dan keikhlasan"
Siip..banget kalimat2 itu. Semua orang perlu belajar tentang itu.
Good...good...
At January 14, 2009 10:26 PM , Ge Siahaya said...
Setuju, memaafkan oranglain membuat seseorang bisa melangkah maju (^_^)
GBU mbak.. met malam..
At January 15, 2009 8:40 AM , Anonymous said...
"Ketika seseorang menyadari bahwa hidup hendaklah belajar seperti lilin, yang selalu menebarkan cahaya, meski tidak seberapa namun cahaya lilin namun cukup menerangi yang gelap. Dan pada akhirnya mati karena habis terbakar, setidaknya lilin tersebut telah mengorbankan dirinya demi memberi terang dalam kehidupan.Tetapi itulah wujud ikhlas. Oleh karena itu Harus dilatih dan terus berlatih."
Makna dari kalimat diatas sangat luar bisa untuk diambil hikmahnya, pengorbanan yang ikhlas pada akhirnya menjadikan seseorang lebih pasrah...
At January 15, 2009 1:53 PM , Anonymous said...
Nilai hidup yang didapat dari Asah, Asih serta Asuh, ini adalah pembelajaran yang sangat luhur.
Ketiga kalimat tsb mempunyai makna Saling memberi dan menghargai, saling mencintai dan menghormati sesama makhluk ciptaan-Nya dan
saling melindungi serta menjaga kedamaian antara satu dengan yang lainnya atas dasar kemanusiaan yang luhur..
Terus semangat ya Nak...
At January 16, 2009 12:13 AM , babeh said...
menyitir alinea akhir : Allah telah memfirmankanNya..., "walainsyakartum laaziidannakum...." jelas itu, barang siapa yang bersyukur (sabar, pasrah) Allah pasti menambah...
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home