Pagi itu itu udara diluar tampak begitu cerah,mentari menyambut dengan senyuman hangat. Awan biru mengitari lapisan langit, yah, inilah awal pagi yang indah. Andari menatap rumpun melati yang rimbun diluar sana. Sesungguhnya dia ingin berhenti dari segala urusan kantor, lalu menepi untuk dirinya sendiri. Dibukanya agenda bersampul merah hati. Hari ini dia harus membuka rapat direksi, lalu menyusul rapat dengan yayasan sosial yang mengurusi puluhan anak yatim yang ia santuni. Dengan jadwal serapi ini rasanya sulit bagi andari bisa menyisihkan waktu untuk diri sendiri.
Andari beranjak merapikan blazer peach, warna yang melambangkan kekaguman dan penghargaan kepada orang lain. Andari melirik jam tangan mewah yang melingkar di tangannya. Setengah tujuh, Andari segera memacu mobilnya berangkat ke kantor.
****
”MAU SAYA BUATKAN KOPI ATAU TEH HANGAT?” Suara itu memecah kesunyian pagi di kantor. Andari menyembunyikan wajahnya, gejolak hatinya sulit rasanya tampil pura-pura. ”Hm.. lagi-lagi Widi selalu mengusik hatiku” ucap Andari dalam hati. Andari tersentak dari lamunannya, ketika Sari mengetuk pintu ruang kerjanya.
”Sari, rapat dengan tabloid itu 3 hari lagi khan?” Sari hanya mengangguk. Andari melirik pigura di sudut meja kerjanya. Management kantornya telah menganugerahinya predikat ”Employee of The Year”. Andari adalah sosok wanita yang dinamis dan pekerja keras. Papa adalah support terbesar dalam hidupnya.
****
HARI KETIGA
Usai makan siang Andari melirik jam tangannya. Pukul satu tiga puluh lima, Andari harus rapat hari ini. Dalam perjalanannya Andari terbayang wajah Widi. Di matanya, Andari melihat ada pijakan kokoh, tempatnya bisa menambatkan hati dan berbagi segala suka duka, Widi adalah seorang pria yang mengayomi, mengasihi dengan sepenuh hati dan berpendidikan tinggi. Meskipun dia tau Andari dibesarkan dalam kelimpahan materi, Widi bukanlah tipe yang pencari muka di depan Andari. Dia bekerja keras membiayai kuliahnya sendiri, dari tukang koran hingga kuli, semua dilakoninya dengan percaya diri. Lamunan Andari buyar ketika mobil memasuki pelataran gedung.
( Hanya sekelumit kisah tentang Andari)
6 Comments:
At January 09, 2009 9:47 AM , Anonymous said...
Sekelumit kisah wanita karier dan "pria karir"-nya, ..wah orang2 karir..hebat..hebat.
Tapi orang2 karier gak boleh lho ber-"Aku Mencintaimu"...dikala anak-anak dan/atau pasangannya masing2 menanti di rumah :D
At January 09, 2009 11:22 AM , Anonymous said...
”MAU SAYA BUATKAN KOPI ATAU TEH HANGAT?” Suara itu memecah kesunyian pagi di kantor. Andari menyembunyikan wajahnya, gejolak hatinya sulit rasanya tampil pura-pura. ”Hm.. lagi-lagi Widi selalu mengusik hatiku” ucap Andari dalam hati. Andari tersentak dari lamunannya, ketika Sari mengetuk pintu ruang kerjanya.
Cerita tentang perasaan...tapi kenapa Andari terus berpura-pura? sampai kapan dia akan menyimpan perasaanya?..
Apakah ini kisah nyata penulisnya??
At January 09, 2009 12:33 PM , Ge Siahaya said...
Ah Andari, take your time, kadang perasaan yg tersembunyi itu enak kok dinikmati berlama-lama, haha.. Toh ada waktunya untuk menjadi nyata ya?
Sip sip... Cerita yg mengingatkan pada seseorang dan suatu saat (^_^)
At January 09, 2009 1:39 PM , Anonymous said...
Hm.. "Perasaan Andari" jadi merasa tersindir... hehehe
Ini cuma cerita atau Real Story....
Love You Sweetie,,
At January 09, 2009 3:53 PM , Anonymous said...
Dear all, (khususnya My Auntee)
Cerita ini bukan real story penulisnya, melainkan imaginasi penulis tentang sosok wanita karir yang cantik,smart yang sedang jatuh cinta.
Terimakasih...
At January 09, 2009 10:51 PM , Anonymous said...
cinta bs tumbuh kapaan saja, dimana saja n kapan saja.. Silahkan kau mencintai Andari...
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home