Daun
Monday, April 13, 2009
.....................................................................................................................................................
Kupandangi daun yang membusuk di dasar kolam, sepertinya masih juga tengadah ke ranting pohon yang dulu melahirkannya, tak akan pernah bisa dilupakan.. kala subuh hampir menjelang, rinai hujan pun terbawa angin.. dan perlahan lepaskannya dari ranting yang dibebani begitu banyak daun.. yang terus-menerus berusaha untuk tidak bergoyang.

Kini tak sempat lagi menyaksikan matahari yang kadang hilang.. kadang tampak di sela-sela rimbun pepohonan. Siangnya berharap lumut akan membungkus batu-batu dan menempel di dinding kolam. Sesekali merasakan ada sesuatu yang hilang ketika terbaring di kolam itu...

Ada lembab angin... ada kepungan air yang meresap ke dalam pori-porinya..
Ada gigil matahari yang tidak akan bisa dihayatinya lagi...
Yang berkas-berkas sinarnya suka menyentuh hangatnya ranting..
Dan hanya berbisik jika angin berkelebat tanpa mengatakan apa-apa....

Itu bukan angin, bukan cahaya matahari, namun zat itu menyebabkannya menyerah begitu saja pada air yang tak pernah bisa berhenti bergerak ...Dan waktu pun semakin bergulir.. sementara ikan, angin dan daun tak pernah lelap.. perlahan bergoyang ke sana ke mari di atas hamparan batu kerikil yang mengalasi kolam itu.

Kemudian angan dan pikirku bertanya pada batu kerikil ”mengapa kamu selalu memejamkan mata?”
Berharap bisa mengenal satu demi satu kerikil itu..
Sebelum sepenuhnya membusuk..
Dan menjadi satu dengan air seperti daun-daun yang lain..
Yang lebih dahulu jatuh ke kolam...
Aku merindukan daun dan ranting pohon jambu itu....
Ingin merindukan dirinya sebagai kuncup.
posted by Embun Pagi @ 9:38 PM

4 Comments:

  • At April 13, 2009 10:25 PM , Anonymous Nuga said...

    smart banget menguraikan perjalanan sang daun, membuatnya berinteraksi dengan alam. tampak hidup, hingga boleh jadi sang daun akan tumbuh dan bertunas lagi.

    siip..lho ...musm

     
  • At April 13, 2009 11:32 PM , Anonymous Lita said...

    "Ada lembab angin,ada gigil matahari, yang hanya berbisik ketika ada kelebat angin..

    Meski tanpa berkata-kata, sepertinya semua berinteraksi sesuai dengan ritme dan waktu yang bergulir..yang pada akhirnya saling merindukan...

    Nice entri..

     
  • At April 13, 2009 11:50 PM , Anonymous Retno said...

    Gak bisa komen apa2.. tapi aku baca berulang-ulang.. gaya narasinya dan karakter bagus. seperti pada daun yang jatuh di kolam, penghuni kolam berupa ikan yang tak pernah lelap, juga air kolam itu sendiri yang menyatu dalam imajinasi...

     
  • At April 19, 2009 7:51 PM , Blogger Miss G said...

    Daun harus jatuh agar memberi tempat pada tunas yg baru, seperti bunga yg telah mekar juga harus layu dan digantikan dengan kuncup2 baru. Kadang sulit sekali untuk melepaskan apa yang "sudah" agar dapat menjelang apa yang "akan."

     

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home

 
My Photo
Name:
Location: Jakarta, Indonesia
Previous Posts