DUNIA ANAK
Wednesday, January 7, 2009













Dulu waktu saya masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) masih mendapat pelajaran kesenian (seni suara), banyak lagu2 anak yang diajarkan diantaranya adalah Tanah Airku Indonesia, Bintang Kejora, pelangi, Indonesia Pusaka. Bunga Nusa Indah.

Pada saat itu pula Imajinasi saya seperti diajak berkelana keliling ke bumi Indonesia yang indah Hijau pepohonan menggambarkan kedamaian. Hamparan sawah luas yang melambangkan kesuburan. Dan laut biru menyimpan berjuta-juta kemakmuran. Sangat mengagumkan pencipta lagunya yang mampu mengurai deretan melodi meliuk-liuk indah, syair dengan kedalaman maknanya pun mampu ”menghipnotis” pikiran. Bagi anak-anak seusia saya (saat itu), yang ada dalam benak hanyalah kebanggaan terhadap negeri Indonesia.

Tidak banyak bintang atau khususnya penyanyi anak-anak yang mampu bertahan hingga ia berusia dewasa. Kalau mau flash back kita bisa melihat penyanyi era tahun 80-an meski saya belum lahir tetapi begitu banyak nama-nama penyanyi cilik terkenal seperti Adi Bing Slamet, Chicha Koeswoyo, Ira Maya Sopha Dina Mariana, tetapi ternyata harus tenggelam setelah usia mereka beranjak semakin dewasa. Lagu yang mereka nyanyikan pun cukup terkenal dan melekat di telinga anak2 dan telinga saya sampai skrg ini contohnya : kereta api, lihat kebunku, bintang kecil. Kemudian era tahun 90-an ada Puput Novel, Puput Melati, Joshua, Enno Lerian, Trio Kwek2 lagu2 mereka pun cukup manis di dengar.

Era Tahun 2000-an Indonesia punya penyanyi cilik Sherina, Tasya, dengan lagunya Libur Telah Tiba, Anak Gembala ciptaan AT Mahmud merupakan pencipta lagu yang memberikan kontribusi besar bagi perkembangan dunia anak-anak.







“Kehadiran artis cilik seperti Sherina dan Tasya dalam industri musik anak-anak saat itu memang tepat. Seperti diketahui, industri musik anak-anak saat itu seakan memang sedang dilanda kejenuhan lantaran suasana yang monoton. Dengan kehadiran dua artis cilik ini, anak-anak diperkenalkan pada pola bernyanyi dan bermusik yang benar, sampai memahami musik dalam sekala besar, orkestra misalnya.

Namun apa yang terjadi pada masa sekarang? Waktu yang hanya terpaut sekitar 10 tahun saja, blantika musik anak-anak sudah mengalami perubahan cukup jauh. Televisi dan radio tak lagi mau menyuguhkan acara anak2 tetapi dipenuhi lagu-lagu orang dewasa. Dari genre pop, lagu-lagu semacam Kekasih Gelapku (Ungu), Munajat Cinta (The Rock, Mahluk paling seksi (Mulan) mengajak anak-anak berpikir layaknya orang dewasa.

Lebih menyedihkan lagi dari genre dangdut ada Kucing Garong, Goyang dombret, SMS.. Dalam setiap penampilan, baik di layar kaca maupun di tengah publik, selalu menonjolkan goyangan penyanyinya yang terkesan seronok, Hiburan yang seharusnya hanya boleh dikonsumsi dan dinikmati oleh kalangan usia dewasa, itu menjadi menu dan tontonan anak-anak sehari-hari. Tayangan lagu seronok dan bertema percintaan (perselingkuhan) yang membahayakan bagi perkembangan jiwa anak.

Memang tidak dapat dipungkiri bahwa arus globalisasi tak dapat kita hindari . Kita perlu mengikuti perkembangan modernitas. Maraknya sajian hiburan di televisi dan semakin mudahnya akses internet yang menyediakan beragam informasi tak disangkal merupakan bagian dari denyut kehidupan abad ini. Namun jika tidak di imbangi dengan pemantauan ketat terhadap anak-anak, tidak menutup kemungkinan dapat berakibat buruk bagi kehidupan mereka kelak. Di sinilah peran orang tua diperlukan.

Dulu pernah ada apresiasi dalam bentuk kompetisi seperti AFI Junior (Indosiar) saat ini ada idola Cilik (RCTI). Acara yang tujuannya untuk mencari dan memandu bakat menyanyi bagi anak-anak. Namun sayangnya kemasan yang disajikan juga bukan lagu anak-anak, hampir semua lagu yang dinyanyikan adalah lagu dewasa, mereka dipoles dengan kosmetik yang akhirnya kesan natural anak menjadi hilang. Kekhawatiran terhadap dunia anak-anak yang cenderung kurang mengenal hiburan sesuai dunianya dan dihadapkan pada lagu percintaan 'milik' orang dewasa.

Pada kondisi seperti ini kita menaruh harapan besar kepada pencipta lagu dan industri rekaman TV ataupun Radio Swasta yang berinovatif menghidupkan kembali lagu anak-anak indonesia, yang dapat meng edukasi dan mengembalikan anak-anak pada dunia yang semestinya, dunia yang natural, jujur dan murni. Indonesia punya sekian banyak televisi swasta yang seharusnya semakin dewasa memberikan porsi yang pas dan mencukupi dalam setiap penayangan program. Jangan sampai anak-anak pun digiring hanya sekadar komoditas, dieksploitasi sebagai mesin pencari uang bagi stasiun televisi itu sendiri. Sebagai bangsa, siapapun ikut bertanggung jawab menggiring anak-anak ke dalam pembentukan moral dan masa depan yang lebih baik .

Menurut Papalia (1995), seorang ahli perkembangan manusia dalam bukunya Human Development, mengatakan bahwa dunia anak-anak adalah dunia bermain. Dengan bermain menggunakan otot tubuhnya, menstimulasi indra-indra tubuhnya, mengeksplorasi dunia sekitarnya, menemukan seperti apa lingkungan yang ia tinggali dan menemukan seperti apa diri mereka sendiri. Dengan bermain, anak-anak menemukan dan mempelajari hal-hal atau keahlian baru dan belajar (learn) kapan harus menggunakan keahlian tersebut, serta memuaskan apa yang menjadi kebutuhannya (need). Lewat bermain , fisik anak akan terlatih, kemampuan kognitif dan kemampuan berinteraksi dengan orang lain akan berkembang.

Sekalipun dunia bermain adalah dunia anak-anak, tapi anak membutuhkan peran orangtua untuk dapat berada dalam dunianya itu secara aman dan nyaman. Dengan bermain, tidak hanya anak merasa senang dan bahagia ketika melakukannya, tapi dengan bimbingan yang tepat dari orangtua, potensi diri anak juga dapat berkembang, anak dapat menjadi pintar lewat sarana permainan. Anak senang dan orangtua bahagia.

posted by Embun Pagi @ 11:00 PM

6 Comments:

  • At January 08, 2009 7:32 AM , Blogger Miss G said...

    Terus terang, saya sangat terganggu dengan lagu2 org dewasa yang banyak dinyanyikan oleh anak2, bahkan dalam ajang lomba lagu untuk penyanyi anak2. Karena saya jarang banget nonton TV, maka saya tidak hafal saluran mana dan apa nama dari show tersebut. Saya hanya melihat sepintas lalu saja, dan cukup terheran2 bahwa yang diajak naik ke panggung untuk bernyanyi bersama kontestannya adalah penyanyi2 dewasa, dan lagu yg kemudian mrk nyanyikan secara duet adalah lagu dari sang idola tersebut yg adalah lagunya org dewasa, lalu ibu dari sang kontestan mesem2 senang, juga para juri nampak excited sekali. Sementara saya si penonton sekilas ini malah terbengong2, ternyata mmg kita sudah krisis dunia anak2, heheheheee....

    Dan kemudian tiba-tiba saja dari belakang saya, keponakan saya serempak menyanyikan lagunga Naif yg ada boy geboy geboy itu loh... Haduuh menyebalkan sangat! Mana isinya sama sekali tidak bertanggungjawab dan mendidik pula.

    Pokoe saya protes!!

    Makasiy ya mbak, pagi2 saya punya tempat protes niy, hehehe...

    Met pagi mbak Embun Pagi semoga hari ini semakin cerah di hari2 hidupmu (^_^)

     
  • At January 08, 2009 11:18 AM , Anonymous Anonymous said...

    Sangat prihatin dengan menghilangnya lagu anak2 di negeri Indonesia,yang pada akhirnya anak2 malah dipaksa atau terpaksa menikmati lagu org dewasa. dampaknnya sangat tidak baik untuk perkembangan mental mereka. Dulu waktu saya kecil ada acara TVRI yang menayangkan sandiwara anak2 yang saya ingat bintangya pada saat itu adalah Kiki Rizki Amelia dan Pipit Sandra..

    Apakah dunia anak2 harus jadi korban modernisasi??

    Kepada para orang tua harus butuh waktu esktra untuk anaknya, tayangan apa yang blh di tonton dan yang tidak boleh.

    sangat bagus dan mendidik..

     
  • At January 08, 2009 3:55 PM , Anonymous Anonymous said...

    Jaman sekarang banyak anak2 kecil yg pikirannya spt orang dewasa, dikarenakan banyak orang dewasa yang pikirannya seperti anak kecil :D

     
  • At January 08, 2009 4:12 PM , Anonymous Anonymous said...

    Kalo gitu yang salah siapa?? "anak kecil" yang berfikir dewasa atau "orang dewasa" yang berfikir seperti anak kecil.

    Hayooo siapa yang salahhh...

     
  • At January 08, 2009 4:30 PM , Blogger Miss G said...

    Ikutaaan!!! Dua-duanya salah, salah tempat, salah posisi, harus dikembalikan ke posisinya masing2 nah baru 'normal'

    Hahaa.... (^^,)

     
  • At January 08, 2009 8:38 PM , Anonymous Anonymous said...

    iya ya lagu anak2 tinggal kenangan aja..
    penyanyinya banyak sih tp lagu2nya yang gak tercipta.. mungkin karena pola hidup jg dah beda ya... sdh tidak ada acara main berlarian... berkebun.. keindahan alam.. skrg serba canggih shgga syair2nya jg sulit menyesuaikan..

    Tp biarlah anak-anak.. menikmati jamannya, dan kita orang tua yang mengarahkan..

     

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home

 
My Photo
Name:
Location: Jakarta, Indonesia
Previous Posts