Mata diam terpejam
Tak ingin lagi menatap wajah-wajah palsu
Dan segala kerut duka lara
Telingaku diam tertutup
Tak ingin lagi mendengar lagu-lagu sendu
Dan semua hiruk pikuk kehidupan
Hidung diam tersumbat
Tak mau lagi mencium wangi bunga
Dan seluruh kembang pesona
Mulut diam terkatup
Tak ingin lagi bicara hal yang tabu
Tangan diam tersekap
Tak ingin lagi merajut benang-benang rindu
Dan melukis lagi wajah-wajah layu
Kaki diam terjerat
Tak ingin lagi menginjak pasir-pasir sayu
Dan menelusuri lembah-lembah nista
Kepala terbaring dalam tebing keputus-asaan
Terkulai pada bayangan ketidak pastian
Hati tertindih oleh keping-keping keabadian
Tertekan oleh ketidak berdayaan
Diamku bukan bisu atau tak tau
Diamku memendam seribu rasa dan asa
Yang tak pernah bisa terungkap
Diamku selalu mencari...
Kebearadaan diri yang semakin larut
Dalam dzikir dan do’a malam
Mohon kekuatan agar aku mampu bertahan
Untuk memuja Kebesaran-Mu.
5 Comments:
At January 04, 2009 9:41 AM , Anonymous said...
izinkan yang mengasihi mendekap erat kenyataan..
bersama mungkin bisa lebih indah.. atau mungkin tiada lagi prasangka..
Saluuut atas semangat yang selalu ada.. miz u
At January 04, 2009 10:25 AM , Anonymous said...
Diam itu....emas. Aku pendiem tapi koq gak punya emas2an ya? :D
At January 04, 2009 8:18 PM , Ge Siahaya said...
Diam itu indah, namun larut dalam diam kadang menimbulkan sepi juga ya..
Semangat mbak!
At January 04, 2009 10:38 PM , Anonymous said...
http://dadoichzlig.blogspot.com/2009/01/honeymoon.html
At January 05, 2009 5:48 AM , Anonymous said...
he hemmm sama sama
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home