
Dina masih menatap nanar pada sebuah pintu kamar, Cukup bahagia bisa menjadi penghuni di rumah itu. Tetapi nasib membuatnya hanya mampu termangu Ketika suatu saat sebuah tangan hangat membimbing kemanapun dalam menjalani rutinitas kesehariannya..
Perjalanan waktu senantiasa mampu merubah segalanya.Bahkan sebuah hatipun tak dapat dipaksa untuk berada pada kondisi yang sama. Boleh jadi mungkin karena bahasa yang terucap belum tentu seperti apa yang tertangkap.
Sebuah luka senantiasa tinggalkan jejak yang sama. Luka yang disamarkan hanya mampu bertahan dalam bilangan waktu tertentu.Hidup dalam keputus-asaan, dimana ketika sebuah luka kembali mengoyak sungguh tak pernah tau sanggupkan tubuh ini menampungnya. Bahagiaku karena masih memilikimu meski hanya hatimu cukup bagi ku yang lemah ini dan sampai kapanpun tak akan terganti, sekalipun engkau membenciku gumamnya dengan derai airmata.
Denganmu kulewati perjalanan ini.
Kupungut catatan kecil ini dari sebuah jiwa yang gelisah...
Pandangi langit malam ini..
Ditengah rasa haru biru..
Disebuah sudut hatiku..
Yang ternyata tak mudah ..
Tuk memaknai sebuah kata..
dengan bahasa hati yang sama..
Bahwa cinta itu ada..
